Koran JURNAL PKSPD.Com.33.
Senin.24.12.2012 – 30.12.2012.
Indramayu.
Baliho pasangan calon Guabernur Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki
(No. 5), Ahmad Haryawan – Dedy Mizwar (No. 4) dan pasangan Dede Yusuf –
Laksamana (No. 3) semuanya dipilok dengan no. 2, sehingga masyarakat
menjadi heran, mengapa pasangan calon Gubernur Jawa Barat pada Pilgub
Februari 2013 nanti nomor urutnya sama semua, yakni no (2).
Baliho yang dipilok itu adalah untuk sementara ini yang dipasang di
dalam kota, yaitu baliho yang dipasang di jalan Tanjungpura – Pasar
Baru Indramayu, Cimanuk Barat, Perjuangan, lokasi Dayung – Water Park
Bojongsari dan di jalan Panyindangan Indramayu.
Pemilokan baliho pasangan calon Gubernur Jabar itu mendapatkan tanggan serius dari berbagai kalangan, antara lain,
Kuswanto
Wakil Ketua DPRD Indramayu dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan) mengatakan, kami sudah melaporkan Sabtu sore sampai malam,
22/12/2012 mengenai pemilokan pasangan calon Gubernur Paten (Rieke Diah
Pitaloka – Teten Masudki) ke Panwaslu Kabupaten Indramayu. Kami
(rombongan DPD dan DPC PDI-P) diterima oleh Ketua Panwaslu Indramayu
Syamsul Bahri Siregar, SH, MH dan Komisioner Panwaslu seperti Supandi,
SPd.I.
Kalau
dikatakan itu fitnah atau adu domba mengenai pemilokan baliho pada
pasangan calon Gubernur lainnya selain pasangan DR. H. Yance (Intan)
tidak benar juga, karena yang dipilok dan diberi nomor dua adalah semua
baliho pasangan calon Gubernur lainnya selain Yance, terkecuali baliho
yang dipilok cuma satu, seperti, pasangan Rieke – Teten atau Ahmad
Heryawan – Dedy Mizwar atau Dede Yusuf – Laksamana, itu baru mungkin
dikatakan adu domba. Kalau seperti ini, bukan adu domba tapi siapa
pelakunya sudah kelihatan jelas, sedang nomor urut 2 itu adalah milik
pasangan Intan (Yance). Pemilokan kelihatannya dilakukan serentak, yang
diperkirakan pada jum’at tengah malam, karena hari sabtu pagi sudah ada,
dan sorenya kami melapor ke Panwaslu, karena baliho yang di pasang
dekat kantor Panwaslu juga dipilok. Tidak ada alasan bagi Panwaslu
Indramayu untuk mengabaikan atau tidak menindaklanjuti laporan
pengaduman kami, kerena itu sudah menjadi kewajibannya yang melekat,
tegas Kuswanto (Minggu, 23/12/2012, 12.43.05).
H. Suwaro anggota Legislatif dari PKS (Partai Kedailan Sejahtera) yang duduk di Komisi D – DPRD Indramayu menyatakan,
Panwaslu harus cepat bertindak dan menangkap siapa pelaku di balik itu,
dan tidak boleh dibiarkan, karena perbuatan itu merugikan Cagub lain
dan merupakan pendzaliman. PKS Insya Allah besok, Senin, 24/12/2012 akan
melaporkannya ke Panwaslu Indramayu. (Minggu, 23.12.2012, 11.15 WIB).
Solihin
Bupati LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Indramayu mengatakan, itu
tindakan bodoh dan mencerminkan ketakutan kalah sebelum perang dalam
pentas demokrasi. Seharusnya siap kalah dan siap menang dan bersaing
secara sehat dan beretika. Tindakan tersebut jelas menciderai demokrasi
dalam Pilgub Jabar.
“Saya
berharap rakyat lebih cerdas tidak memilih calon yang tidak beretika
dan menciderai demokrsai dengan menghalalkan segala cara dengan
gaya-gaya premanisme, dan saya berharap tindakan bodoh ini harus
diproses di Panwaslu karena sudah masuk unsur pidana dalam Pilkada ini
yaitu perbuatan yang tidak menyenangkan dan menghasut dengan lainnya,
dan saya berharap tim sukses Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar dan Paten
(Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki) melapor ke Panwaslu segera, supaya
ada efek jera bagi oknum yang berbuat, dan jangan dikasih maaf sebelum
ditindak secara hukum oleh Panwaslu biar iklim demokrasi di Indramayu
berjalan dengan baik, sehat dan beretika. (Minggu, 23.12.2012, 11:01:02)
Ismail
Dahsyat Sekum Gema Keadilan/Macan Abu-Abu Indramayu mengatakan, ini
bentuk politik tidak santun, pengecut dan arogan. Bisa saja kami
(pendukung Aher – Demiz) melakukan hal yang sama bahkan bisa saja dalam
semalam saja semua atribut Yance hilang/rusak. Tapi kami memegang teguh dan menjunjung tinggi sportifitas. Maka kami akan menindaklanjuti kejadian ini keranah hukum (Minggu. 23.12.2012, 12:49:38).
Syahruddin dari elemen KAMMI mengatakan, itu merupakan tindakan pengecut yang dilakukan oleh pasangan
no. 2 (Yance – red), karena pada hakekatnya mereka tahu bahwa mereka
akan kalah dalam Pilgub tahun 2013, sehingga mereka melakukan aksi
anarkis. Itu merupakan tindakan tercela yang tidak pantas dilakukan oleh
calon pemimpin. Hal itu sebagai salah satu bukti bahwa dalam misinya
tidak ada niat baik untuk kemaslahatan rakyat (Minggu, 23.12.2012,
16:44:21).
Yayan
MS dari Exponen Sepeda Kumbang Seluruh Indramayu (Exsekusi) mengatakan,
salah satu cagub harus ikut bertanggungjawab atas kejadian ini, karena
hal ini menunjukkan politik tak beretika, tanpa sopan santun bahkan tak
bermoral, selalu waswas, cemas dan takut kalau-kalau kekuasaannya jatuh
pada orang lain, maka akhirnya dia lakukan segala cara termasuk
intimidasi dengan mencoret-coret baliho yang dianggap lawan yang akan
menghalangi dan merebut kekuasaannya.
Semua
cagub dan cawagub beserta Panwaslu dan KPU harus menjelaskan pada
masyarakat dan mengusut tuntas kenapa hal ini bisa terjadi di negeri
yang mengaku demokrasi, jangan hal ini sampai terjadi fitnah di
masyarakat, namun juga jangan malah sampai terjadi fitnah teriak fitnah seperti yang sering terjadi di kota kita ini! (Minggu, 23.12.2012, 21:13:50).
Hadi
Santoso Direktur AMIK Purnama Niaga Indramayu menjelaskan, penulisan
no. 2 dengan pilok pada sebagian besar baliho-baliho pasangan Paten dan
Aher - Deddy, bisa menimbulkan spekulasi yang berbeda-beda di publik.
Bisa
saja ada yang beranggapan itu ditulis secara sistematis oleh
orang-orang non pendukung Yance, agar diharapkan musuh-musuh politik
Yance menjadi emosi dan akhirnya mengerucut Yance menjadi musuh bersama.
Ada juga yang beranggapan memang itu ditulis oleh orang-orangnya Yance,
karena kepanikan Yance akan kalah di kandangnya sendiri.
“Saya
memiliki analisa, sebenarnya Pak Yance memiliki pengalaman politik yang
cukup besar. Orang politik yang berpengalaman ia memiliki berbagai
macam strategi untuk menghadapi situasi realita yang berbeda.
Sebenarnya
saat ini Pak Yance sudah menghitung beratnyapertempuran di Pilgub Jabar
ini, sehingga jika kalah ia masuk pada strategi cadangan yaitu tetap
memperkuat posisi politik di Indramayu, maka ia mencoba habis-habisan
hanya untuk menang di daerahnya sendiri. Minimal ia akan coba capai di
atas 50%.
Dengan
tetap memiliki kekuatan politik ini diharapkan politik dinastinya tetap
berlanjut, istrinya bisa berlanjut jadi Bupati lagi, anaknya berlanjut
tetap pegang Golkar dan ia sendiri akan tetap menunjukkan bahwa ia masih
kuat jadi Ketua DPD Golkar Jabar, karena ia juga punya apologi bahwa
Indramayu merupakan lumbung suara Golkar terbesar di Jabar.
Dengan
kekuatan politi kini, ia bisa lepas dari jeratan hukum yang
membayanginya, bisa juga bermain pada isu Propinsi Cirebon atau
pemekaran Kabupaten Indramayu.
Jadi
sekali lagi coretan angka 2 itu, bisa juga merupakan ketakutan tadi,
yakni kekuatan politisYance terdistribusikan ke lawan politik”, tegas
Hadi.
“Saya
berharap demi pendidikan politik dan demokrasi yang sehat, Panwaslu
harus mengusut dan menindak tegas siapa dalang perbuatan itu, ini butuh
keberanian dan independensi Panwaslu. Sebab kalau dibiarklan terus bisa terjadi instabilitas keamanan di wilayah Indramayu. Apalagi kalau no. 2 kalah di kandangnya sendiri.
Ambil
sebuah contoh historis saja, ketika ia tak jadi wakilnya Danny Setiawan
pada Pilgub Jabar kemarin, pasukan Pemuda Pancasila (PP) melakukan
tindakan anarkis dengan merusak gambar Danny Setiawan, padahal kita tahu
Pak Danny waktu itu masih Gubernur Jabar.
Kita
juga masih ingat sekelompok massa yang akan menutup jalan Pantura
karena Pak Yance jadi tersangka korupsi PLTU, dan penganiayaan terhadap
Direktur PKSPD O’ushj.dialambaqa yang sampai sekarang tak diusut.
Jadi
yang saya khawatirkan pasca Pilgub terjadi anarkisme jika kalah. Karena
atmosfir politik yang diciptakan di Indramayu penuh presure,
represifitas, ancaman dan premanisme”, ujar Direktur AMIK Purnama Niaga
Indramayu (Minggu, 23.12.2012, 20:43:50).
Direktur
Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah (PKSPD) O’ushj.dialambaqa
menegaskan, itu menunjukkan potret kegalauan dan kegusaran Yance bersama
tim sukses pemenangannya, sehingga mereka karena kebodohannya lantas
melakukan pemilokan dan menggantinya dengan no. 2 semua pada pasangan
calon Gubernur. Logika dangkalnya mereka akan mengatakan supaya
masyarakat Indramayu keliru dan hanya ingatnya pada no. 2 saja,
mengkelirukan no. urut 2 itu adalah pasangan calon Gubernur Intan
(Yance/Irianto – Tatang), sehingga para pemilih saat berada di ruang
pencoblosan akan mencoblos no. 2, karena hanya ingat no. 2 saja.
Di
sisi lain mencerminkan Yance bersama tim suksesnya sangat pesimis untuk
bisa mendulang suara dalam Pilgub, sehingga Paten (Rieke – Teten), Aher
– Demiz dan Dede – Laksa menjadi momok dalam Pilgub Jabar Februari 2013
nanti. Ini mencerminkan, bahwa Yance yang digembar-gemborkan sebagai
calon Terkuat oleh para kroni dan tim suksesnya, ternyata memberikan
fakta kebalikannya, yaitu calon Gubernur sebagai Anak Bawang, karena
ke-3 pasangan itu yang balihonya dipilok dengan no. 2, akan menjadi
calon-calon yang diperhitungkan banyak orang, baik para pengamat maupun
masyarakat akar rumput yang nongkrong di warung kopi atau jondol
pematang sawah.
Sementara
Yance yang mendapat segudang penghargaan dengan segudang gelar sarjana
luput dari perbincangan publik dan masyarakat, bahkan jika kita melihat
komen-komen di media online, tidak ada komentar yang menyejukkan, hampir
semuanya menyesakkan dada dan membuat sesak bernafas, dan bahkan amat
kasar karena kemuakkannya, seperti kekasaran ucapan-ucapan Yance
diberbagai kesempatan dan diberbagai media massa. Ada teori, kekasaran
harus dilawan dengan kekasaran pula. Ini bisa dianut menjadi rumus
penumbangan, karena sebuah empirisme.
Pada
sisi lainnya, Yance menampakkan kearogannya, karena siapa yang berani
melawan dia. Dia adalah sang kebal hukum di negeri ini, semua bisa
dibeli dengan uang, pahamnya. Dengan arogansinya itu membuat tim
suksesnya juga arogan dalam ketololan. Ini mencerminkan fakta, bahwa
Yance memang benar-benar mempunyai karakter seperti itu, karena jika
saja Yance mempunyai karakter intelektual yang baik, tentu tidak akan
mungkin merekrut atau memakai tim sukses yang dungu bin tolol itu.
Jika
kita melihat model atau karakter tulisan angka 2 yang dituliskan pada
baliho Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki, Ahmad Heryawan – Deddy
Mizwar dan Dede Yusuf – Laksamana adalah sama atau dilakukan oleh satu
orang. Dalam melakukan penomoran tersebut terlihat serentak dan
sekaligus dengan melakukan penomoran no. 2 pada baliho INTAN, terutama
pada baliho kecilnya. Maka, tak akan bisa terbantahkan, bahwa hal itu
dilakukan oleh tim sukses atau tim pemenangan Yance, sekalipun mereka
yang bekerja itu dibayar.
Jika
itu merupakan inisiatif atau saking kreatifnya, maka seharusnya Yance
dan atau tim suksesnya segera bertindak tegas untuk menetralisir itu,
bukan kemudian melakukan pembiaran. Logikanya hal tersebut memang
dilakukan dengan kesadaran penuh, karena dalam kalkulasi politiknya
untuk mendulang kemenangan 85% yang digembar-gemborkan Yance dan para
Kuwu atau tim suksesnya tidak bakal terwujud, sehingga seperti yang
selalu dilakukannya adalah dengan jalan bermain curang. Bukan Yance jika
tidak melakukan kecurangan.
Ini
tantangan buat Panwaslu yang maunya dikirimi kue saja. Nah, sekarang
PDI-P sudah mengirim kue tentu dengan alat bukti yang lengkap,
selanjutnya mungkin dari timnya Aher-Demiz dan Dede – Laksa akan
melapor. Punya nyalikah Panwaslu untuk menindaklanjutinya dan memberikan
rekomendasi pidana pada proses penegakkan hukum pelanggaran Pilgub?
Seharusnya
Panwaslu juga sudah harus bertindak dan menindaklanjutinya sendiri,
karena baliho yang dipilok itu dekat kantor Panwaslu Indramayu. Jika
para Komisioner dan Ketua Panwaslu tidak kelihatan, namanya buta tuli.
Tidak
ada yang melaporpun Panwaslu sudah harus menindaklanjutinya karena itu
kewajiban yang melekat, dan tidak ada alasan untuk tidak tahu. Maka di
sinilah uji nyali dan uji kredibilitas publik, bukan karena hebat atau
lulus dari test di tangan Ketua Panwaslu Jabar saja, yang lantas
Panwaslu kemudian dianggap kredibel.
Sementara
ini tidak ada orang yang percaya, Panwaslu berani menindaklanjuti
laporan tersebut dan atau pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Yance,
seperti melibatkan PNS, Birokrasi PNS dan dana APBD, maka kesempatan ini
tunjukkanlah pada publik, bahwa Panwaslu bukan sapi piaraan NKRI
(Negara Kerajaan Irianto). Mau berkelit dan berdalih apa lagi! Dua alat
bukti! Tinggal cabut saja baliho-baliho itu, karena kita tidak diberi
otoritas untuk mencabut dan menyidik untuk membuktikan kebenran itu
sebagai alat bukti. Ayo jangan malas! Lagi-lagi dua alat bukti! Sampean
bisa kerja tidak? Malu ah jika hanya makan gaji buta saja, hanya mau nunggu kiriman kue saja. Kita tunggu saja apa katanya. **Tim KJ1001***.