PTK

Sistem Validasi PTK - LOGIN

Senin, 07 Januari 2013

Baliho Cawagub Dipilok Semua


Koran JURNAL PKSPD.Com.33.
Senin.24.12.2012 – 30.12.2012.
       Indramayu. Baliho pasangan calon Guabernur Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki (No. 5), Ahmad Haryawan – Dedy Mizwar (No. 4) dan pasangan Dede Yusuf – Laksamana (No. 3) semuanya dipilok dengan no. 2, sehingga masyarakat menjadi heran, mengapa pasangan calon Gubernur Jawa Barat pada Pilgub Februari 2013 nanti nomor urutnya sama semua, yakni no (2).
            Baliho yang dipilok itu adalah untuk sementara ini yang dipasang  di dalam kota, yaitu baliho yang dipasang di jalan Tanjungpura – Pasar Baru Indramayu, Cimanuk Barat, Perjuangan, lokasi Dayung – Water Park Bojongsari dan di jalan Panyindangan Indramayu.
            Pemilokan baliho pasangan calon Gubernur Jabar itu mendapatkan tanggan serius dari berbagai kalangan, antara lain,
            Kuswanto Wakil Ketua DPRD Indramayu dari PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) mengatakan, kami sudah melaporkan Sabtu sore sampai malam, 22/12/2012 mengenai pemilokan pasangan calon Gubernur Paten (Rieke Diah Pitaloka – Teten Masudki) ke Panwaslu Kabupaten Indramayu. Kami (rombongan DPD dan DPC PDI-P) diterima oleh Ketua Panwaslu Indramayu Syamsul Bahri Siregar, SH, MH dan Komisioner Panwaslu seperti Supandi, SPd.I.
            Kalau dikatakan itu fitnah atau adu domba mengenai pemilokan baliho pada pasangan calon Gubernur lainnya selain pasangan DR. H. Yance (Intan) tidak benar juga, karena yang dipilok dan diberi nomor dua adalah semua baliho pasangan calon Gubernur lainnya selain Yance, terkecuali baliho yang dipilok cuma satu, seperti, pasangan Rieke – Teten atau Ahmad Heryawan – Dedy Mizwar atau Dede Yusuf – Laksamana, itu baru mungkin dikatakan adu domba. Kalau seperti ini, bukan adu domba tapi siapa pelakunya sudah kelihatan jelas, sedang nomor urut 2 itu adalah milik pasangan Intan (Yance). Pemilokan kelihatannya dilakukan serentak, yang diperkirakan pada jum’at tengah malam, karena hari sabtu pagi sudah ada, dan sorenya kami melapor ke Panwaslu, karena baliho yang di pasang dekat kantor Panwaslu juga dipilok. Tidak ada alasan bagi Panwaslu Indramayu untuk mengabaikan atau tidak menindaklanjuti laporan pengaduman kami, kerena itu sudah menjadi kewajibannya yang melekat, tegas Kuswanto (Minggu, 23/12/2012, 12.43.05).
            H. Suwaro anggota Legislatif dari PKS (Partai Kedailan Sejahtera) yang duduk di Komisi D – DPRD Indramayu  menyatakan, Panwaslu harus cepat bertindak dan menangkap siapa pelaku di balik itu, dan tidak boleh dibiarkan, karena perbuatan itu merugikan Cagub lain dan merupakan pendzaliman. PKS Insya Allah besok, Senin, 24/12/2012 akan melaporkannya ke Panwaslu Indramayu. (Minggu, 23.12.2012, 11.15 WIB).
            Solihin Bupati LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Indramayu mengatakan, itu tindakan bodoh dan mencerminkan ketakutan kalah sebelum perang dalam pentas demokrasi. Seharusnya siap kalah dan siap menang dan bersaing secara sehat dan beretika. Tindakan tersebut jelas menciderai demokrasi dalam Pilgub Jabar.
“Saya berharap rakyat lebih cerdas tidak memilih calon yang tidak beretika dan menciderai demokrsai dengan menghalalkan segala cara dengan gaya-gaya premanisme, dan saya berharap tindakan bodoh ini harus diproses di Panwaslu karena sudah masuk unsur pidana dalam Pilkada ini yaitu perbuatan yang tidak menyenangkan dan menghasut dengan lainnya, dan saya berharap tim sukses Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar dan Paten (Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki) melapor ke Panwaslu segera, supaya ada efek jera bagi oknum yang berbuat, dan jangan dikasih maaf sebelum ditindak secara hukum oleh Panwaslu biar iklim demokrasi di Indramayu berjalan dengan baik, sehat dan beretika. (Minggu, 23.12.2012, 11:01:02)
            Ismail Dahsyat Sekum Gema Keadilan/Macan Abu-Abu Indramayu mengatakan, ini bentuk politik tidak santun, pengecut dan arogan. Bisa saja kami (pendukung Aher – Demiz) melakukan hal yang sama bahkan bisa saja dalam semalam  saja semua atribut Yance hilang/rusak. Tapi kami memegang teguh dan menjunjung tinggi  sportifitas. Maka kami akan menindaklanjuti kejadian ini keranah hukum (Minggu. 23.12.2012, 12:49:38).
            Syahruddin dari elemen KAMMI mengatakan, itu merupakan tindakan pengecut yang dilakukan oleh  pasangan no. 2 (Yance – red), karena pada hakekatnya mereka tahu bahwa mereka akan kalah dalam Pilgub tahun 2013, sehingga mereka melakukan aksi anarkis. Itu merupakan tindakan tercela yang tidak pantas dilakukan oleh calon pemimpin. Hal itu sebagai salah satu bukti bahwa dalam misinya tidak ada niat baik untuk kemaslahatan rakyat (Minggu, 23.12.2012, 16:44:21).
            Yayan MS dari Exponen Sepeda Kumbang Seluruh Indramayu (Exsekusi) mengatakan, salah satu cagub harus ikut bertanggungjawab atas kejadian ini, karena hal ini menunjukkan politik tak beretika, tanpa sopan santun bahkan tak bermoral, selalu waswas, cemas dan takut kalau-kalau kekuasaannya jatuh pada orang lain, maka akhirnya dia lakukan segala cara termasuk intimidasi dengan mencoret-coret baliho yang dianggap lawan yang akan menghalangi dan merebut kekuasaannya.
Semua cagub dan cawagub beserta Panwaslu dan KPU harus menjelaskan pada masyarakat dan mengusut tuntas kenapa hal ini bisa terjadi di negeri yang mengaku demokrasi, jangan hal ini sampai terjadi fitnah di masyarakat, namun juga jangan malah sampai terjadi fitnah teriak fitnah  seperti yang sering terjadi di kota kita ini! (Minggu, 23.12.2012, 21:13:50).
            Hadi Santoso Direktur AMIK Purnama Niaga Indramayu menjelaskan, penulisan no. 2 dengan pilok pada sebagian besar baliho-baliho pasangan Paten dan Aher - Deddy, bisa menimbulkan spekulasi yang berbeda-beda di publik.
Bisa saja ada yang beranggapan itu ditulis secara sistematis oleh orang-orang non pendukung Yance, agar diharapkan musuh-musuh politik Yance menjadi emosi dan akhirnya mengerucut Yance menjadi musuh bersama. Ada juga yang beranggapan memang itu ditulis oleh orang-orangnya Yance, karena kepanikan Yance akan kalah di kandangnya sendiri.
            “Saya memiliki analisa, sebenarnya Pak Yance memiliki pengalaman politik yang cukup besar. Orang politik yang berpengalaman ia memiliki berbagai macam strategi untuk menghadapi situasi realita yang berbeda.
Sebenarnya saat ini Pak Yance sudah menghitung beratnyapertempuran di Pilgub Jabar ini, sehingga jika kalah ia masuk pada strategi cadangan yaitu tetap memperkuat posisi politik di Indramayu, maka ia mencoba habis-habisan hanya untuk menang di daerahnya sendiri. Minimal ia akan coba capai di atas 50%.
Dengan tetap memiliki kekuatan politik ini diharapkan politik dinastinya tetap berlanjut, istrinya bisa berlanjut jadi Bupati lagi, anaknya berlanjut tetap pegang Golkar dan ia sendiri akan tetap menunjukkan bahwa ia masih kuat jadi Ketua DPD Golkar Jabar, karena ia juga punya apologi bahwa Indramayu merupakan lumbung suara Golkar terbesar di Jabar.
Dengan kekuatan politi kini, ia bisa lepas dari jeratan hukum yang membayanginya, bisa juga bermain pada isu Propinsi Cirebon atau pemekaran Kabupaten Indramayu. 
Jadi sekali lagi coretan angka 2 itu, bisa juga merupakan ketakutan tadi, yakni kekuatan politisYance terdistribusikan ke lawan politik”, tegas Hadi.
            “Saya berharap demi pendidikan politik dan demokrasi yang sehat, Panwaslu harus mengusut dan menindak tegas siapa dalang perbuatan itu, ini butuh keberanian dan independensi Panwaslu. Sebab kalau dibiarklan  terus bisa terjadi instabilitas keamanan di wilayah Indramayu. Apalagi kalau no. 2 kalah di kandangnya sendiri.
Ambil sebuah contoh historis saja, ketika ia tak jadi wakilnya Danny Setiawan pada Pilgub Jabar kemarin, pasukan Pemuda Pancasila (PP) melakukan tindakan anarkis dengan merusak gambar Danny Setiawan, padahal kita tahu Pak Danny waktu itu masih Gubernur Jabar.
Kita juga masih ingat sekelompok massa yang akan menutup jalan Pantura karena Pak Yance jadi tersangka korupsi PLTU, dan penganiayaan terhadap Direktur PKSPD O’ushj.dialambaqa yang sampai sekarang tak diusut.
Jadi yang saya khawatirkan pasca Pilgub terjadi anarkisme jika kalah. Karena atmosfir politik yang diciptakan di Indramayu penuh presure, represifitas, ancaman dan premanisme”, ujar Direktur AMIK Purnama Niaga Indramayu (Minggu, 23.12.2012, 20:43:50).
         Direktur Pusat Kajian Strategis Pembangunan Daerah (PKSPD) O’ushj.dialambaqa menegaskan, itu menunjukkan potret kegalauan dan kegusaran Yance bersama tim sukses pemenangannya, sehingga mereka karena kebodohannya lantas melakukan pemilokan dan menggantinya dengan no. 2 semua pada pasangan calon Gubernur. Logika dangkalnya mereka akan mengatakan supaya masyarakat Indramayu keliru dan hanya ingatnya pada no. 2 saja, mengkelirukan no. urut 2 itu adalah pasangan calon Gubernur Intan (Yance/Irianto – Tatang), sehingga para pemilih saat berada di ruang pencoblosan akan mencoblos no. 2, karena hanya ingat no. 2 saja.
            Di sisi lain mencerminkan Yance bersama tim suksesnya sangat pesimis untuk bisa mendulang suara dalam Pilgub, sehingga Paten (Rieke – Teten), Aher – Demiz dan Dede – Laksa menjadi momok dalam Pilgub Jabar Februari 2013 nanti. Ini mencerminkan, bahwa Yance yang digembar-gemborkan sebagai calon Terkuat oleh para kroni dan tim suksesnya, ternyata memberikan fakta kebalikannya, yaitu calon Gubernur sebagai Anak Bawang, karena ke-3 pasangan itu yang balihonya dipilok dengan no. 2, akan menjadi calon-calon yang diperhitungkan banyak orang, baik para pengamat maupun masyarakat akar rumput yang nongkrong di warung kopi atau jondol pematang sawah.
Sementara Yance yang mendapat segudang penghargaan dengan segudang gelar sarjana luput dari perbincangan publik dan masyarakat, bahkan jika kita melihat komen-komen di media online, tidak ada komentar yang menyejukkan, hampir semuanya menyesakkan dada dan membuat sesak bernafas, dan bahkan amat kasar karena kemuakkannya, seperti kekasaran ucapan-ucapan Yance diberbagai kesempatan dan diberbagai media massa. Ada teori, kekasaran harus dilawan dengan kekasaran pula. Ini bisa dianut menjadi rumus penumbangan, karena sebuah empirisme.
            Pada sisi lainnya, Yance menampakkan kearogannya, karena siapa yang berani melawan dia. Dia adalah sang kebal hukum di negeri ini, semua bisa dibeli dengan uang, pahamnya. Dengan arogansinya itu membuat tim suksesnya juga arogan dalam ketololan. Ini mencerminkan fakta, bahwa Yance memang benar-benar mempunyai karakter seperti itu, karena jika saja Yance mempunyai karakter intelektual yang baik, tentu tidak akan mungkin merekrut atau memakai tim sukses yang dungu bin tolol itu.
            Jika kita melihat model atau karakter tulisan angka 2 yang dituliskan pada baliho Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki, Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar dan Dede Yusuf – Laksamana adalah sama atau dilakukan oleh satu orang. Dalam melakukan penomoran tersebut terlihat serentak dan sekaligus dengan melakukan penomoran no. 2 pada baliho INTAN, terutama pada baliho kecilnya. Maka, tak akan bisa terbantahkan, bahwa hal itu dilakukan oleh tim sukses atau tim pemenangan Yance, sekalipun mereka yang bekerja itu dibayar.
            Jika itu merupakan inisiatif atau saking kreatifnya, maka seharusnya Yance dan atau tim suksesnya segera bertindak tegas untuk menetralisir itu, bukan kemudian melakukan pembiaran. Logikanya hal tersebut memang dilakukan dengan kesadaran penuh, karena dalam kalkulasi politiknya untuk mendulang kemenangan 85% yang digembar-gemborkan Yance dan para Kuwu atau tim suksesnya tidak bakal terwujud, sehingga seperti yang selalu dilakukannya adalah dengan jalan bermain curang. Bukan Yance jika tidak melakukan kecurangan.
            Ini tantangan buat Panwaslu yang maunya dikirimi kue saja. Nah, sekarang PDI-P sudah mengirim kue tentu dengan alat bukti yang lengkap, selanjutnya mungkin dari timnya Aher-Demiz dan Dede – Laksa akan melapor. Punya nyalikah Panwaslu untuk menindaklanjutinya dan memberikan rekomendasi pidana pada proses penegakkan hukum pelanggaran Pilgub?
Seharusnya Panwaslu juga sudah harus bertindak dan menindaklanjutinya sendiri, karena baliho yang dipilok itu dekat kantor Panwaslu Indramayu. Jika para Komisioner dan Ketua Panwaslu tidak kelihatan, namanya buta tuli.
Tidak ada yang melaporpun Panwaslu sudah harus menindaklanjutinya karena itu kewajiban yang melekat, dan tidak ada alasan untuk tidak tahu. Maka di sinilah uji nyali dan uji kredibilitas publik, bukan karena hebat atau lulus dari test di tangan Ketua Panwaslu Jabar saja, yang lantas Panwaslu kemudian dianggap kredibel.
            Sementara ini tidak ada orang yang percaya, Panwaslu berani menindaklanjuti laporan tersebut dan atau pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan Yance, seperti melibatkan PNS, Birokrasi PNS dan dana APBD, maka kesempatan ini tunjukkanlah pada publik, bahwa Panwaslu bukan sapi piaraan NKRI (Negara Kerajaan Irianto). Mau berkelit dan berdalih apa lagi! Dua alat bukti! Tinggal cabut saja baliho-baliho itu, karena kita tidak diberi otoritas untuk mencabut dan menyidik untuk membuktikan kebenran itu sebagai alat bukti. Ayo jangan malas! Lagi-lagi dua alat bukti! Sampean bisa kerja tidak? Malu  ah jika hanya  makan gaji buta saja, hanya mau nunggu kiriman kue saja. Kita tunggu saja apa katanya. **Tim KJ1001***.
Read More.. >